Kamis, Agustus 14, 2008

Malas Malas MALAS

Jujur, belakangan ini gue lagi males banget mengarang,, dalam bentuk apapun, makanya ini blog lama banget gak gue update2,, gak tau knapa, ilang mood gue buat nulis macem2, padahal keidupan gue belakangan ini lumayan seru kok,, cuman ya itu,, gk pengen nulis.
:tsk::ayokona:


yasudalaya, mari kita bangkitkan mood menulis gue lagii,,,
uhmm,,,

ini gue dibawah gue kopiin crita gue slama di PK8, Jamboree ituu
begini critanya :
:anongnangyari:hmm,,

Awalnya, ketika saya baru pulang dari Malaysia untuk liburan semester, adik saya, Jingga, memberitahu saya “Gem, gue sama disuruh mama ikut kemping Jamboree Jabalambang sama sama Pinky.” Saya memang biasa dipanggil Bigem oleh adik dan teman teman saya, sementara Pinky itu adik bungsu saya. Mendengar itu, saya berpikir, “ loh, gue sendirian dong di rumah! Wuahh, gak bisa nih,, gue harus ikutan.” Dan keesokan harinya, saya berangkat ke SMP Santa Maria, pangkalan kami, untuk meminta ijin pada Ibu Elly Soemarsih, kepala sekolah sekaligus kepala ambalan kami, supaya saya diperbolehkan untuk ikut pergi ke Gunung Guelis. Dan saya diijinkan. Hore!! Saya dikirim sebagai Relawan Penegak, Service Team dari pangkalan Santa Maria.

Disana, saya dan teman teman penegak dari Santa Maria, sebagai service team, mempunyai tugas yang agak berbeda dengan teman teman dari pangkalan lain, karena dari awal kami sudah diminta untuk membantu pangkalan kami membantu dan menjaga pos scouting skill. hampir sepanjang hari selama kegiatan jamboree berlangsung, kami berada di lokasi Scouting Skill, diatas area perkemahan. Tentunya sambil membantu teman teman service team yang lain, kalau mereka sedang membutuhkan bantuan saat mereka bertugas, dan kami sedang ada waktu luang.

Sedikit cerita tentang rentetan kegiatan di scouting skill yang dialami oleh adik adik penggalang. Jadi, saat mereka pertama kali sampai di pos scouting skill, mereka akan disambut oleh Mountain Rangers, sebutan untuk kami para penjaga pos, yang akan memberikan tugas pertama untuk mereka, yaitu menyusun puzzle bergamar logo “satu dunia, satu janji”. Setelah mereka selesai menysusn puzzle, mereka berjalan menuju “Zero Point” dimana mereka diberikan naskah oleh seorang Mountain Ranger untuk melanjutkan perjalanan, serta kode soal untuk menegerjakan tugas berikutnya, yaitu membidik menggunakan kompas menuju “Prasasti Misteri” dimana mulai dari sana, tiap tiap regu akan menempuh rute yang berbeda satu dengan lainnya. Dari Prasasti Misteri, tiap tiap regu akan diminta untuk membidik kearah salah satu Mountain Ranger, dimana mereka akan mendapat tugas ketiga, yakti mencari beberapa prasasti dengan menggunakan kompas dan kemampuan mereka untuk membaca dan memahami peta kontur.


Selesai tugas ini, mereka dikirim kembali ke zero point, untuk mendapat tugas selanjutnya. Ada regu yang dikirim untuk mengerjakan tugas P3K dengan soal berbahasa morse, ada pula yang dikirim untuk membuat catapult, semacam alat pelontar, yang dulu digunakan sebagai alat perang. Dari sana, mereka akan ke “Menara Pengharapan” sebagai simbolis perjuangan mereka untuk sampai ke cita cita mereka. Di Menara Pengharapan, mereka juga mendapatkan sertifikat tanda telah menyelesaikan petualangan di Gunung Geulis.
Satu hal yang membuat kami para Mountain Rangers kagum kepada adik adik penggalang dan kakak kakak bindamping mereka, yaitu mereka sanggup berjalan kaki dari satu pos ke pos lainnya yang jaraknya saling berjauhan satu sama lain. Terlebih lagi untuk lokasinya saja scouting skill berada di pinggir “perkampungan” tenda, lebih keatas bukit. Kami saja, para Mountain Rangers, memilih menggunakan mobil atau sepeda motor saat menuju ke lokasi scouting skill, atau saat menuju ke pos Mountain Ranger yang lain, hihihi. Kami semakin kagum kepada mereka setelah diberitahu seorang teman dari kegitan “Religion Activities” bahwa ternyata, kegiatan Religion Activities dan Scouting Skill memiliki jadwal yang selalu berurutan, dan kedua kegiatan ini dilokasikan di dua “bukit” yang berbeda arah, dan lagi lagi, sangat jauh.

Banyak sekali pengalaman yang saya dapat sepanjang kegiatan Jamboree Jabalambang kali ini. Kalau dulu saya berjambore sebagai peserta, yang berarti semua yang saya kerjakan sudah diatur oleh orang lain, kali ini saya membantu panitia untuk mengatur jalannya kegiatan orang orang lain. Saya banyak belajar disini. Belajar untuk menghargai pendapat dan kepentingan orang lain, belajar untuk bisa fleksibel dengan segala macam medan dan keadaan, belajar lebih menghargai waktu, serta menerima segala sesuatunya apa adanya dengan ikhlas. Selain pengalaman, saya juga mendapat banyak sahabat, tanpa ada batasan umur, gender, dan daerah.

Hmm, tak ada gading yang tak retak. Peribahasa basi, tapi tepat banget. Hampir semua acara di Jamboree ini amat menyenangkan, seru. Namun, tetap saja ada yang kurang, makanannya. Hihihi, bukan kurang banyak, tapi hambar, nggak ada rasanya. Tapi secara keseluruhan, sama sekali tidak mengganggu jalannya acara ini.

Semoga semua persahabatan yang terjalin disini tidak hanya menjadi kenangan indah yang disimpan dalam hati tapi juga terus berjalan, dan kita bersama sama membangun Indonesia yang lebih lewat kegiatan Pramuka.
Salam Pramuka!!

Bingung kenapa gue pake bahasa baku? ahahaha,, ini sebenernya naskah yang gue kirim ke Ibu Elly, yg minta gue nulis sedikit tentang pengalaman gue disana buat buku kenangan katanya,, *tapi gue ngirimnya udah kelamaan dan kayaknya ini kepanjangan, hihi,, entah bakal dipotong ato malah skalian gak jadi dimasukin, gue gak tau juga deh,, ihihihihi* cuman karena gue lagi males ngarang, dan males nerusin crita gue yang kmaren itu,, yaahh,, anggap ajah ini terusannya yah, kawan kawan dan saudara saudara tercinta. Jadi postingan yang "Cerita Tentang PK 8" gak bakalan gue terusin OK?

hmm,, BTW, skarang gue udah di Malay loh,, huehehehe

Oiya, skarang tanggal 14 Agustus,, Salam Pramuka! buat smua boy/girlscout di sluruh Indonesia Raya,, MERDEKA!!!!

0 comments: